Jumat, 16 Februari 2018

MERENUNGLAH SEJENAK




Bismillahirrohmaanirrohiim,

Merenung merupakan sesuatu yang sederhana, tetapi bukan berarti tidak ada guna. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan, jika perenungan yang kita lakukan muaranya untuk mencapai rido Ilahi. Merenung bisa melatih hati, membeningkan nurani, serta memperbaiki budi.

Melalui tulisan singkat ini, penulis ingin mengajak untuk melihat lebih dalam sosok “kakek-kakek atau nenek-nenek yang gemar ke mushola atau ke masjid, untuk melaksanakan shalat jamaah ataupun untuk mengaji.” Coba tanyakan dalam diri kita, “Apakah kelak kalau kita sudah tua bisa seperti beliau-beliau yang semakin sepuh semakin mendekat sama Allah?”

Kita tahu bahwa mungkin pendidikan kita lebih tinggi, makanan kita lebih bergizi, kehidupan kita juga lebih mudah karena teknologi. Namun lagi-lagi ada pertanyaan besar yang seharusnya selalu mengganjal dalam benak dan sanubari kita, “Mampukah kita lebih baik dari mereka di hadapan Dzat Yang Maha Pencipta? Bukankah kenikmatan yang kita terima jauh lebih banyak dan lebih besar dari mereka!” Jangan-jangan kita masih kalah jauh.

Sebagai contoh, hanya sekedar memegang, membuka kemudian membaca Al-Qur’an seayat dua ayat saja, kita mungkin masih jarang melakukannya. Padahal saat kecil dulu, kita rajin dan sangat bersahabat dengan kitab suci. Sekarang tanpa sadar, kita sering meninggalkannya. Bukan karena tidak bisa membaca, tetapi karena kita merasa sangat sibuk dan tidak ada waktu lagi untuk melakukannya.

Apakah kita tidak malu jika melihat kakek-kakek dan nenek-nenek yang masih mau belajar, masih mau mengaji, dan masih mau mengeja seperti layaknya anak kecil. Mereka tidak malu apalagi enggan. Seolah-olah bagi mereka, membaca Al-Qur’an adalah sesuatu yang sangat nikmat dan sesuatu yang membuat dirinya bahagia. Hal itu terlihat jelas dari semangatnya yang tinggi, sinar matanya yang teduh, serta senyumnya yang hangat.

Sekali lagi, “Tidak malukah kita dengan beliau-beliau itu! Kemudian bisakah kita seperti beliau-beliau, sementara sikap dan perilaku kita saat ini masih sering tidak sejalan dengan kehendak-Nya!”

Wallohu a’lam.