Bismillahirrohmaanirrohiim,
Merenung merupakan
sesuatu yang sederhana, tetapi bukan berarti tidak ada guna. Banyak manfaat
yang bisa kita dapatkan, jika perenungan yang kita lakukan muaranya untuk
mencapai rido Ilahi. Merenung bisa melatih hati, membeningkan nurani, serta
memperbaiki budi.
Melalui tulisan singkat
ini, penulis ingin mengajak untuk melihat lebih dalam sosok “kakek-kakek atau
nenek-nenek yang gemar ke mushola atau ke masjid, untuk melaksanakan shalat
jamaah ataupun untuk mengaji.” Coba tanyakan dalam diri kita, “Apakah kelak
kalau kita sudah tua bisa seperti beliau-beliau yang semakin sepuh semakin
mendekat sama Allah?”
Kita tahu bahwa mungkin
pendidikan kita lebih tinggi, makanan kita lebih bergizi, kehidupan kita juga
lebih mudah karena teknologi. Namun lagi-lagi ada pertanyaan besar yang
seharusnya selalu mengganjal dalam benak dan sanubari kita, “Mampukah kita
lebih baik dari mereka di hadapan Dzat Yang Maha Pencipta? Bukankah kenikmatan
yang kita terima jauh lebih banyak dan lebih besar dari mereka!” Jangan-jangan
kita masih kalah jauh.
Sebagai contoh, hanya
sekedar memegang, membuka kemudian membaca Al-Qur’an seayat dua ayat saja, kita
mungkin masih jarang melakukannya. Padahal saat kecil dulu, kita rajin dan
sangat bersahabat dengan kitab suci. Sekarang tanpa sadar, kita sering
meninggalkannya. Bukan karena tidak bisa membaca, tetapi karena kita merasa
sangat sibuk dan tidak ada waktu lagi untuk melakukannya.
Apakah kita tidak malu
jika melihat kakek-kakek dan nenek-nenek yang masih mau belajar, masih mau
mengaji, dan masih mau mengeja seperti layaknya anak kecil. Mereka tidak malu
apalagi enggan. Seolah-olah bagi mereka, membaca Al-Qur’an adalah sesuatu yang
sangat nikmat dan sesuatu yang membuat dirinya bahagia. Hal itu terlihat jelas
dari semangatnya yang tinggi, sinar matanya yang teduh, serta senyumnya yang
hangat.
Sekali lagi, “Tidak
malukah kita dengan beliau-beliau itu! Kemudian bisakah kita seperti
beliau-beliau, sementara sikap dan perilaku kita saat ini masih sering tidak
sejalan dengan kehendak-Nya!”
Wallohu a’lam.