Bismillahirrohmaanirrohiim.
Orang
tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya. Meskipun orang tua bukan guru
secara formal, tetapi perannya sebagai pendidik sangatlah besar, bahkan
melebihi peran guru di sekolah. Setiap hari antara orang tua dan anak selalu
terjalin komunikasi. Apa-apa yang diucapkan dan diperbuat oleh orang tua akan
menjadi model bagi anak-anaknya. Apabila orang tuanya terbiasa berbuat dan
bertutur kata baik, maka anak akan menirunya. Begitu juga sebaliknya, kalau
perbuatan dan tutur kata orang tua buruk, maka anak mereka juga akan
mengikutinya.
Anak yang sering melihat orang
tuanya sering pergi ke masjid, rajin mengikuti majelis-majelis ta’lim, tekun
membaca buku, dan ulet dalam bekerja, maka anak-anaknya akan cenderung
mengikutinya. Begitu pula ketika seorang anak dibiasakan membaca ayat-ayat suci
Al-Qur’an bersama-sama, puasa sunah bersama-sama, maka anak tersebut pasti akan
berbeda dengan anak yang tidak diberikan contoh dan dibiasakan seperti itu.
Meskipun dalam kenyataannya tidak semua anak itu sama dengan orang tuanya,
tetapi yang perlu dipahami dan diyakini bahwa, anak yang dididik dengan baik
pasti berpeluang jauh lebih besar untuk menjadi anak yang baik dari pada dengan
yang tidak dididik. Dalam masyarakat Jawa khusunya ada ungkapan, “Jika manusia
menanam padi, maka tidak semuanya padi yang tumbuh, tetapi rumputpun ikut
tumbuh. Namun kalau manusia menanam rumut, jangan harap padi akan tumbuh”.
Wallohu a'lam.
Rabu, 27 Maret 2019
Sabtu, 09 Maret 2019
BERJALAN DI ATAS LANGIT
Bismillahirrohmaanirrohiim,
“BANYAK ORANG YANG PANDAI BERJALAN DI ATAS LANGIT. NAMUN
JARANG YANG MAMPU BERJALAN DI ATAS MUKA BUMI” (Jalaludin Rumi)
Sepintas, akal sehat kita akan menolak pernyataan di atas. Akan
tetapi jika kita ulangi dua, tiga kali, atau bahkan lebih. Maka bisa
memunculkan makna yang berbeda dari pemahaman kita sebelumnya. Ada pesan moral
yang cukup dalam dari makna konotatif yang terkandung di dalamnya.
Antara angan dan kerja keras, antara impian dan semangat
juang. Dominan manakah diri kita? Apakah kita hanya pandai berjalan di atas
langit?
Wallohu a’lam.
Langganan:
Postingan (Atom)