Rabu, 27 Maret 2019

PENDIDIKAN KELUARGA

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya. Meskipun orang tua bukan guru secara formal, tetapi perannya sebagai pendidik sangatlah besar, bahkan melebihi peran guru di sekolah. Setiap hari antara orang tua dan anak selalu terjalin komunikasi. Apa-apa yang diucapkan dan diperbuat oleh orang tua akan menjadi model bagi anak-anaknya. Apabila orang tuanya terbiasa berbuat dan bertutur kata baik, maka anak akan menirunya. Begitu juga sebaliknya, kalau perbuatan dan tutur kata orang tua buruk, maka anak mereka juga akan mengikutinya.

Anak yang sering melihat orang tuanya sering pergi ke masjid, rajin mengikuti majelis-majelis ta’lim, tekun membaca buku, dan ulet dalam bekerja, maka anak-anaknya akan cenderung mengikutinya. Begitu pula ketika seorang anak dibiasakan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an bersama-sama, puasa sunah bersama-sama, maka anak tersebut pasti akan berbeda dengan anak yang tidak diberikan contoh dan dibiasakan seperti itu. Meskipun dalam kenyataannya tidak semua anak itu sama dengan orang tuanya, tetapi yang perlu dipahami dan diyakini bahwa, anak yang dididik dengan baik pasti berpeluang jauh lebih besar untuk menjadi anak yang baik dari pada dengan yang tidak dididik. Dalam masyarakat Jawa khusunya ada ungkapan, “Jika manusia menanam padi, maka tidak semuanya padi yang tumbuh, tetapi rumputpun ikut tumbuh. Namun kalau manusia menanam rumut, jangan harap padi akan tumbuh”.

Wallohu a'lam.

Sabtu, 09 Maret 2019

BERJALAN DI ATAS LANGIT


Bismillahirrohmaanirrohiim,

“BANYAK ORANG YANG PANDAI BERJALAN DI ATAS LANGIT. NAMUN JARANG YANG MAMPU BERJALAN DI ATAS MUKA BUMI” (Jalaludin Rumi)

Sepintas, akal sehat kita akan menolak pernyataan di atas. Akan tetapi jika kita ulangi dua, tiga kali, atau bahkan lebih. Maka bisa memunculkan makna yang berbeda dari pemahaman kita sebelumnya. Ada pesan moral yang cukup dalam dari makna konotatif yang terkandung di dalamnya.
Antara angan dan kerja keras, antara impian dan semangat juang. Dominan manakah diri kita? Apakah kita hanya pandai berjalan di atas langit?

Wallohu a’lam.