Bismillahirrohmaanirrohiim.
Memiliki rasa percaya diri dalam melakoni setiap episode
kehidupan adalah dambaan setiap orang. Rasa ini menjadi salah satu motor
penggerak bagi seseorang untuk melakukan aktifitasnya dengan ulet dan gigih. Tak
hanya itu, percaya diri juga menjadi sebuah mental positif untuk terus teguh
dan kukuh dalam mempertahankan prinsip dan pendiriannya. Dengan kuatnya rasa
ini pula, seseorang bisa menjalin komunikasi dan hubungan sosial yang hangat.
Namun ada beberapa hal yang harus dipahami agar seseorang
tidak salah dalam mengartikan istilah “percaya diri”. Sebagian orang menganggap
percaya diri adalah merasa bangga terhadap kelebihan yang dimiliki. Ada pula
yang mengatakan, percaya diri adalah menganggap orang lain lebih rendah dari
dirinya.
Menurut pembaca, benarkah dua pengertian di atas! Bukankah
percaya diri adalah sifat yang mulia! Bukankah sesuatu yang mulia tidak mungkin
membuat atau menganggap orang lain hina!
Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Pada dasarnya Allah memandang semua manusia itu sama, yang
membedakan adalah ketakwaannya. Kalau kita berangkat dari pemahaman agama,
percaya diri itu bukanlah bangga terhadap kelebihan diri, bukan pula menganggap
orang lain lebih rendah. Percaya diri adalah menganggap bahwa semua manusia itu
“sama”. Sama-sama ciptaan Allah, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan,
sama-sama punya potensi untuk berhasil.
Untuk persoalan ketakwaan seseorang, biarlah Allah yang
menilainya. Kita memang bisa melihat baik buruk seseorang, namun yang perlu
diingat bahwa sehebat-hebatnya manusia, tak akan mampu menilai seseorang secara
keseluruhan. Jangankan aspek rohani, aspek aktifitas jasmani saja hanya
sebagian kecil yang mampu manusia lihat. Oleh karena itu, janganlah penilaian
kita terhadap orang lain, membuat jiwa dan raga kita enggan untuk bergerak.
Teruslah melangkah, meski kondisi di bawah.
Teruslah berbuat, meski tangan dan kakimu berat.
Ingatlah kita manusia, kita sama-sama diciptakan oleh Allah
Yang Maha Sempurna.
Wallohu a’lam.