Sabtu, 03 September 2016

GARIS FINISH KEMENANGAN ABADI

Bismillahirrohmanirrohim…
Setiap orang hidup pasti memiliki tujuan yang ingin ia capai. Salah satu tujuan yang utama adalah menjadi orang yang mulia. Siapa sih yang ga ingin hidupnya mulia, ia akan dihormati, dipuji, disanjung-sanjung bahkan selalu dihargai apapun yang ia lakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara manusia lakukan. Ada yang memperdalam ilmu agama, ilmu sosial, ilmu hunaiora dan sebagainya. Mereka juga tak sebatas menuntut ilmu saja, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kiranya itu semua merupakan hal yang sangat baik, namun akan berbalik menjadi hina manakala ia sampai terperosok dalam sifat ria bahkan sombong ketika impiannya sudah tercapai. Ia merasa dirinya lebih unggul dari orang lain, serta memandang rendah sesama manusia. Ia menganggap bahwa dirinya telah berhasil manakala banyak orang yang menghargainya dan memujinya. Ia lupa bahwa hidupnya sebenarnya belum selesai.
Ibarat atlet pelari, ia masih berada dalam lintasan larinya dan belum mencapai garis finish. Saya kira perlu direnungkan bahwa seorang pelari akan dikatakan berhasil atau menang manakala telah sampai di garis finish dengan prestasi yang baik-tercepat. Belum bisa dikatakan menang walaupun ia bisa berlari dengan sangat cepat di lintasan larinya, namun ia tiba-tiba berhenti atau tidak bisa berlari lagi sebelum mencapai garis finish. Itu semua merupakan hal yang sangat mungkin, karena dalam lintasanya pasti ada berbagai macam rintangan, misal berbelok, lurus, menanjak, menurun dan sebagainya, yang mana jika pelari lengah maka akan terperosok dan bisa mengakibatkan cedera berat.
Saudaraku, dari perumpamaan sederhana di atas mestinya kita mulai sadar bahwa manusia dikatakan berhasil dalam hidup manakala ia telah berhasil mencapai garis finish dengan prestasi yang baik. Yang dimaksud penulis, dengan istilah mencapai garis finish dengan prestasi yang baik adalah meninggal dengan khusnul khotimah. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa selama pertandingan hidup ini belum selesai, hakikatnya seseorang belum bisa dikatakan menang karena masih banyak rintangan dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di arena pertandingan kehidupan. Disinilah pentingnya niat yang benar, sikap rendah hati, serta sikap takut dan harap kepada Sang Pencipta. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mulia, kemudian tidak lengah dengan adanya titipan kemuliaan tersebut, serta kelak bisa meninggal dengan khusnul khotimah. Aamiin
Wallohua’lam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar