Siapa sih yang ga pernah lihat ikan hias yang merada dalam akuarium. Tentu semuanya pernah melihatnya, apalagi anak kecil, ia sangat suka menyaksikan ikan yang seolah-olah menari-nari menghibur siapa saja yang melihatnya. Ikan dengan beraneka warna yang sangat menarik dan berbagai bentuk yang unik, seperti bulat, panjang pipih, dan masih banyak lagi.
Namun pernahkah kita melihat dari sudut pandang lain ketika kita melihat ikan hias yang ada di akuarium. Ikan tersebut ternyata memiliki suatu perilaku yang sangat mulia jika kita mau memahami dan merenungkannya. Kehidupannya telah terbatasi oleh kotak kaca sempit, yang membuatnya tak bisa pergi bebas. Meskipun serba terbatas, ia tetap mondar-mandir berusaha mencari rizki, tanpa kenal lelah. Ia juga –mungkin- menyadari bahwa hanya pemiliknya yang memberi makan kepada dirinya, tetapi ia tidak pernah menyerah untuk mencari rezeki dengan usahanya sendiri. Entah dikasih makan atau tidak, ia tetap bergerak mencari makan, ia seolah tak menghiraukan hasilnya, yang penting berusaha, berusaha, dan berusaha.
Selain itu, ikan tersebut juga selalu menampakkan keceriaannya, meskipun sebenarnya ia dalam keadaan menderita. Ia juga tidak pernah putus asa –karena ngambek- misal sang pemilik lupa tidak memberi makan, ia tidak pernah hilang harapan dan tidak pernah berhenti berusaha, apapun hasilnya tak ia hiraukan. Dan satu hal yang menarik lagi, ketika sang pemilik memberi makan, ikan menerimanya dengan senang hati, apapun makanannya ia terima, andaikan tidak ia sukai, ia tetap berusaha memakannya agar sang pemilik tak kecewa dengan apa yang diberikannya. Ia terlihat selalu bersyukur dengan apa yang ia alami dan yang ia peroleh dalam hidupnya.
Saudaraku, kita sebagai manusia hendaknya mau belajar walaupun dengan ikan sekalipun. Manusia sering kali menolak terhadap apa yang ia peroleh, manusia juga sering berputus asa, tidak mensyukuri nikmat yang ia peroleh, dan ia sering membangkang terhadap Sang Pencita yang menciptakan kita. Selama ini jangan-jangan kita kalah dengan ikan yang ada di akuarium. Ikan yang kita pandang rendah, ternyata bisa lebih mulia dari manusia. Dari perenungan sederhana ini, semoga kita termasuk manusia yang senantiasa berusaha giat, selalu mensyukuri nikmat dan selalu ikhlas dengan pemberian-Nya.
Untuk mengakhiri tulisan ini, perlu kita sadari bersama bahwa Allah sangat menyayangi hambanya, ia tidak pernah lupa memberi rizki, berbeda dengan manusia –pemilik ikan di akuarium- yang sering kali lupa dan bahkan sengaja tidak memberi makan ikannya. Jadi hakikatnya tidak ada alasan lagi bagi manusia sebagai hamba Allah untuk membangkang terhadap perintah-perintah-Nya.
Wallohua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar