Bismillahirrohmaanirrohiim.
Membaca judul di atas, beberapa pembaca ada yang “terjebak”
dalam mindset umum. Terkesan egois, maunya menang sendiri dan tidak adil. Orang
yang berprinsip seperti pada judul, mungkin kita terburu-buru mengatakan dan
men “judge” orang tersebut adalah orang yang berkarakter buruk.
Sebagai manusia yang mulai tumbuh dewasa, apa lagi yang
sudah dewasa, semestinya mau melihat dan memahami lebih mendalam, agar kita
tidak salah dalam menilai seseorang atau menilai apa saja. Bukankah manusia itu
diciptakan mempunyai dua mata, yang bisa kita analogikan agar manusia itu mau
memandang lebih luas dan lebih tajam lagi.
Judul di atas merupakan salah satu prinsip yang Islam
ajarkan kepada suami terhadap istrinya. “KAMU MILIKKU”, sebagai istri bukan
lagi milik orang tuanya, melainkan telah menjadi milik suaminya. Sehingga surga
istri ada pada rido suami. Sebagai suami, bukan berarti boleh bertindak
sewenang-wenang. Justru dengan adanya tanggungjawab tersebut, suami harus lebih
berhati-hati dalam memperlakukan istrinya. Suami yang baik juga tidak akan
mungkin menghalang-halangi istrinya untuk bisa berbuat baik kepada orang
tuanya. Justru suami akan menganggap bahwa orang tua istri seperti orang tuanya
sendiri yang harus ia hormati dan diperlakukan sebaik-baiknya. Bukankah berkat
jasa orang tuanya lah, suami bisa mendapatkan istri yang ia sayangi, ia cintai,
dan ia jadikan separuh hati belahan jiwa !
“AKU BUKAN MILIKMU KARENA AKU MILIKNYA”, maksudnya adalah
suami bukan milik istri, tetapi masih tetap menjadi milik kedua orang tuanya,
khususnya ibu. Sebagai suami, walaupun cintanya sangat besar kepada istri dan
anak-anaknya, jangan lupakan bahwa suami tetap menjadi milik ibu dan bapaknya.
Surganya masih ada pada rido kedua orang tuanya. Sebagai istri yang baik, dia
akan ikhas jika suami membagi sebagian hatinya kepada kedua orang tuanya, dan
sebagiannya lagi untuk dirinya. Bukankah dengan membantu suami untuk berbakti
kepada orang tuanya, membuat suami senang dan rido terhadap dirinya. Itu
artinya, dengan jalan memudahkan suami meraih surganya, maka istri akan ikut
mendapatkan surganya.
Pembaca yang semoga dirahmati Allah,
Menjadi suami yang solih, memang bukan perkara mudah, tetapi
bukan berarti tidak mungkin terjamah. Begitu pula menjadi istri yang solihah,
juga tidaklah gampang, tetapi tidak bermakna mustahil yang hanya ada dalam
bayang.
Kuncinya adalah selalu belajar, belajar dan belajar.
Diiringi dengan doa yang senantiasa dipanjatkan untuk meraih sakinah, mawaddah
warrohmah, dalam bingkai rido Allah.
Wallohu a’lam
~ coretan kado pernikahan buat sahabat ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar