Bismillahirrohmaanirrohim.
Sebelum bicara lebih jauh, penulis ingin mengajukan satu
pertanyaan sederhana. Tolong dijawab dalam hati dengan jujur. “Apakah kalian
suka jika dibilang seorang penakut?” Kebanyakan dari kita mau diakui atau tidak,
akan merasa tidak suka, jengkel, ingin membela diri, bahkan ada yang sampai
marah. Hanya sedikit yang mau menerima bahwa dirinya penakut. Kita memang dididik
sejak kecil untuk menjadi anak yang berani. Misalkan berani bertanya, berani
menyampaikan pendapat, berani tampil di muka umum dan sebagainya. Kita juga
diajarkan bahwa ketika seseorang memiliki sikap berani, maka kesuksesan hidup
akan mudah ia raih.
Melalui tulisan ini, penulis ingin mengingatkan sesuatu yang
mungkin jarang terbesit dalam pikiran kita. Karena sering kali terbius oleh
sesuatu yang sifatnya universal atau umum, padahal ada hal-hal khusus yang
perlu kita sadari dan pahami juga.
Memiliki sikap pemberani merupakan sesuatu yang baik. Tentunya
dalam hal positif dan dengan kapasitas yang proporsional. Apabila keluar dari
koridor itu, maka sikap pemberaninya menjadi perbuatan yang tidak baik dan bisa
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Suatu ketika penulis mendapatkan sebuah nasihat dari
seseorang yang kurang lebih, “Nak, tahukah kamu tanda-tanda orang yang ilmunya
bertambah dan berkah? Karena banyak orang belajar, tetapi hanya bertambah
ilmunya saja tidak dibarengi dengan keberkahan, sehingga seakan-akan ilmu
tersebut tidak atau kurang memberi manfaat untuk dirinya sendiri apalagi untuk
orang lain.” Terdiam sejenak, kemudian beliau melanjutkan, “Yaitu ketika orang bertambah
ilmunya, diiringi dengan bertambahnya RASA TAKUT kepada Allah.”
Mendengar pernyataan tersebut, seolah-olah “menampar” kita
sebagai manusia. Manusia baik disadari atau tidak, setiap hari selalu dididik
oleh Allah melalui kehidupan. Tidak pandang bulu, apakah anak-anak, remaja,
dewasa, atau bahkan orang tua sekalipun. Begitu pula tidak hanya mereka-mereka
yang masih sekolah saja. Bukankah kita diwajibkan menuntut ilmu dari buaian
hingga masuk ke liang lahat!
Pertanyaan besarnya adalah, “Apakah setelah ilmu kita bertambah,
bertambah pula rasa takut kita kepada Allah? Atau malah justru sebaliknya,
setelah ilmunya bertambah, kita menjadi berani meremehkan, melanggar bahkan
sampai menentang Nya?” Menurut penulis, ini adalah suatu yang prinsip. Karena
manusia diperntahkan untuk menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
Sikap pemberani tidak selalu baik, begitu pula dengan sikap
penakut. Sikap penakut akan baik manakala ia tujukan kepada Dzat Yang Maha
Besar, yaitu Allah swt.
Wallohu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar