Bismillahirrohmaanirrohiim
Apabila kita ditanya, “Berapa jumlah buku yang telah selesai dibaca dalam satu tahun ini?” Kira-kira berapa yang akan kita jawab. Atau kita hanya diam karena malu untuk menyampaikannya. Mungkin satu tahun terlalu singkat untuk kita, maka saya ganti pertanyaannya, “Selama kita hidup di dunia ini, berapa buku yang telah kita khatamkan?” Silahkan jawab dalam hati kita masing-masing.
Suatu ketika saya membaca di salah satu media masa nasional, disana disebutkan bahwa kita masih banyak yang “buta buku”. Awalnya saya merasa aneh dengan istilah tersebut, karena baru pertama kalinya mendengar peristilahan itu. Setelah saya baca dan amati secara keseluruhan kurang lebih maksud dari buta buku adalah minimnya semangat seseorang untuk membaca, sehingga jika ditanya seperti pertanyaan di atas, dia akan bingung menjawabnya. Bukan karena saking banyaknya, tetapi karena saking sedikitnya buku yang telah ia baca.
Di masyarakat kita masih ada yang beranggapan bahwa orang yang mau bersahabat dengan buku dianggap orang yang “sok”. Sok rajin, sok pintar, sok baik, sok cari perhatian dan sebagainya. Sangat miris sebanarnya jika seseorang masih beranggapan seperti itu. Bukankah dengan cara membaca buku, wawasan kita menjadi bertambah luas, ilmu dan pemahaman kita semakin dalam, serta mampu mendorong seseorang untuk bersikap bijak dalam menapaki kehidupan nyata ini.
Membaca buku memang bukan satu-satunya agar seseorang berwawasan luas. Banyak cara, apalagi diera digital saat ini yang memungkinkan seseorang bisa mendapatkan ilmu dan informasi secara mudah dan sangat cepat. Namun keberadaan buku tetap menjadi sesuatu yang penting dan harus ada.
Menjadi seseorang yang semangat dan rajin membaca buku, nampaknya perlu dilatih dan diperjuangkan. Siapa tahu lantaran kita membaca buku, Allah menghendaki hati dan pikiran kita terbuka untuk menerima kebenaran. Kemudian satu hal lagi sebagai penutup tulisan ini, seandainya kita sudah punya semangat untuk membaca, tolong jangan “tinggalkan” guru-guru kita. Jangan kita gantikan posisi guru kita dengan buku-buku yang telah kita baca ataupun yang telah kita miliki, atau bahkan yang telah kita kuasai sekalipun. Karena ada bimbingan, doa dan juga rido dari seorang guru, yang peranannya sangat penting untuk meraih keselamatan dunia hingga akhirat.
Wallohu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar